JURNAL PPG SENI BUDAYA TAHUN 2025 TERBARU LENGKAP
Jurnal Pembelajaran Modul 2
Rancangan Pembelajaran Sosial Emosional
Menurut Elizabeth B. Harlock Pembelajaran Sosial Emosional adalah suatu kemampuan bertingkah laku sesuai norma, nilai atau harapan sosial dengan bereaksi secara emosional anak sudah ada semenjak bayi baru dilahirkan, selanjutnya Syamsudin mengatakan pembelajaran sosial Emosional adalah suatu proses belajar yang mana untuk menjadikan makhluk sosial (tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain) dengan suasana yang kompleks dan getaran jiwa anak yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul serta menyertai terjadinya perilaku.
Kemudian, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah proses belajar di mana peserta didik yang saling berinteraksi, berkomunikasi dengan teman sejawat yang memunculkan perubahan perilaku yang diharapkan sesuai norma atau nilai jika dalam kurikulum pembelajaran berarti sesuai karakter Pancasila, pada dasarnya manusia dilahirkan mempunyai sifat yang tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya. Dalam mengembangkan pembelajaran ini diperlukan kolaborasi antar unsur yang mendukung tidak hanya Guru saja melainkan seperti orang tua, kepala sekolah, masyarakat setempat ataupun lingkungannya jika ingin perubahan yang sangat baik.
Perkembangan Sosial Emosional berkaitan dengan kemampuan bersosialisasi dengan semua unsur, kemampuan untuk mengendalikan emosi, melatih kepekaan perasaan, melatih dalam mengekspresikan suatu kejadian, dan tentunya membantu perubahan kepribadian. Untuk itu pentingnya menerapkan pembelajaran Sosial Emosional (PSE) atau Social Emotional Learning di Sekolah, hal ini sangat membatu Orang tua yang mendidik anaknya untuk mengetahui perkembangan sosial emosional yang akan tumbuh dewasa sesuai usianya.
Guru sebagai fasilitator yang menargetkan anak mengembangkan kompetensi Afektif, Kognitif dan Psikomotornya, dan membuat anak untuk lebih sadar, lebih meningkatkan kompetensi sosial/ berinteraksi dan melatih emosionalnya maka dapat disusun Kompetensi yang termasuk Social Emotional Learning (SEL), Terdapat 5 komponen yang di antaranya:
1. (Kesadaran Diri)
Mengetahui keadaan diri bagaimana kita harus bertindak, mengolah emosi, ataupun mengeluarkan ekspresi sehingga dapat membuat keputusan dengan baik dan bijaksana pada suatu kondisi tertentu.
2. (Manajemen diri)
Proses mengatur diri dalam emosi, pikiran ataupun perilaku yang mana membuat anak lebih bisa mengontrol dirinya dalam bertindak.
3. (Kesadaran Sosial)
Menjadikan anak memiliki sifat lebih peka, empati dan terbuka terhadap orang lain, membuat anak mengenal perbedaan yang terdapat dalam individu, orang tua, masyarakat dan lingkungan sehingga mereka dapat menghargai satu sama lain.
4. (Mengambil keputusan yang bertanggung jawab)
Dalam banyaknya kasus bully pisik dan verbal jadi korban atau pelaku ini adalah bentuk kegagalan dalam sosial Emosional seorang anak di mana anak tidak bisa mengelola emosi, belajar memahami, berlatih bersikap, menganalisis situasi sosial, ketika anak berlatih memahami perbedaan dan persamaan setiap individu, memiliki sikap empati, mencoba memahami situasi kondisi maka dalam mengambil suatu keputusan diri anak tersebut akan mencoba berpikir secara baik dan tentunya menghasilkan pikiran yang bisa dipertanggungjawabkan.
5. (Mengatur Hubungan)
Salah satu komponen penting dalam pembelajaran sosial emosional, mengatur hubungan tentunya membuat anak akan mengerti bagaimana menjaga perilaku, menjalin komunikasi dan bertingkah dengan teman dan lingkungannya.
C. Menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) atau Social Emotional Learning (SEL) dalam Seni Budaya. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini pada Mata pelajaran Seni Budaya merupakan salah satu solusi untuk pembuat keberagaman dalam pembelajaran Seni Budaya. Seperti contoh sebagai berikut:
D. Refleksi Pengalaman BermaknaLuasnya berbagai metode dalam penyampaian sebuah ilmu di dalam pembelajaran, membuat guru harus cerdas memilih dan menyesuaikan pendekatan yang sesuai kebutuhan peserta didik, salah satu yang saya sudah pelajari lagi yaitu di mana pembelajaran menggunakan Social Emotional Learning (SEL). Pentingnya guru memakai pembelajaran seperti ini membuat tujuan belajar lebih terarah hasilnya dan pencapaian akademik pasti akan meningkat, disisi lain anak akan terus terlatih meningkatkan sosial Emosionalnya dengan baik, berlatih bagaimana berinteraksi dengan yang lainnya, mengekspresikan apa yang sedang dialaminya, sehingga diharapkan anak mampu berperilaku, dan memutuskan pendapatnya yang bertanggungjawab sesuai norma dan nilai serta mencerminkan perilaku yang sesuai kurikulum pembelajaran, dalam pembelajaran sekarang harus mempunyai karakter yang berjiwa Pancasila. Pembelajaran sosial emosional ini tentunya sangat bermanfaat sekali bagi saya yang mengajar di kelas sembilan, di mana anak kelas ini baru saja berpindah jenjang dari masa anak-anak menuju remaja, masa ini adalah masa yang sangat kompleks perkembangan emosinya belum stabil dan perkembangan sosialnya harus penuh perhatian dan pembinaan.
Dalam pengalaman mengajar saya apalagi mengajar Seni Budaya yang banyak bermain tentang angka, tidak sedikit di pertengahan pembelajaran anak-anak selalu bosan, sering menjumpai anak-anak yang tidak fokus pada materi, mengantuk pada saat diberi arahan, ataupun tidur dikelas, sampai ada anak yang sering minta izin untuk pergi ke WC berkali-kali. Saya menyadari pentingnya seorang guru dapat mengolah emosi anak dalam pembelajaran, dengan sikap sudah mengenali situasi kondisi maka guru bisa mencari alternatif dengan mengajak anak bertukar pikiran, bermain game di tengah pembelajaran, break sebentar, melakukan gerakan yang membuat siswa semangat kembali ataupun melakukan kuis berhadiah.
Dengan Pembelajaran Sosial Emosional ini memberikan dampak positif bagi perkembangan kemampuan akademik, mengembangkan sosial emosional, sampai berubah pembiasaan perilaku anak, tentunya anak akan semakin baik dalam mengekspresikan kondisi yang dialaminya. Pembelajaran Sosial Emosional tidak hanya bisa diterapkan dalam kelas saja, perlu dukungan dari keluarga, kepala sekolah, masyarakat atau lingkungan haruslah bersinergi untuk menerapkan pembelajaran seperti ini. Lebih lanjut dipergunakan anak untuk memenuhi segala kondisi dikehidupan pribadinya di lingkungan masyarakat.
F. Dokumentasi Praktik


.jpeg)
.jpeg)

.jpeg)
.jpeg)
Comments
Post a Comment