NASKAH PENDEK TEATER KARYA BADRUSSALAM
TEATER AKU BANTEN
SMKS RAUDOTUSSALAM CIKANDE
Produksi Teater ke-1 15 Juni 2024 © 2024
MEMPERSEMBAHKAN
Judul
Naskah : ORANG-ORANG PERBATASAN
Karya : Badrussalam, S. Sn
Sutradara : Badrussalam, S. Sn
Para Pemain :
1.
IIK sebagai DARSINAH
2.
SOFIATUL sebagai SALKIAH
3.
ROBIATUL sebagai SADRAH
4.
AMINAH sebagai SAPWA
5.
SULIS sebagai SARINAH
6.
ATIKAH sebagai JUNAH
7.
Sinopsis :
Orang-orang perbatasan merupakan cerita pendek yang lahir dari
keresahan-keresahan masyarakat perbatasan. Yaitu warga Kota bukan, kampung
bukan. Melihat kebijakan-kebijakan pemerintah sekarang yang cukup membingungkan
bagi kami orang-orang perbatasan. Munculnya obrolan-obrolan dari ibu-ibu yang
cukup kritisisme positif untuk sama-sama membangun, merawat, dan menjadikan
negara Indonesia ke depan yang adil makmur dilanjutkan oleh generasi muda masa
kini.
SELAMAT MENYAKSIKAN....
ADEGAN 1 (menggambarkan teror kemarahan-kemarahan seorang pemimpin yang hanya
mampu memarahi bawahan tanpa kebijakan yang adil)
DARSINAH : “Hei, lihatlah begitu banyak hari ini manusia-manusia
aneh, menyebalkan, dan menjengkelkan.
SALKIAH : Ya betul.
Zaman sekarang sudah berubah, Artifisial Intelegensi itu membuat manusia-manusia
tidak berguna lagi.
SAPWA : Ya, juga
disudut barat sana, ada banyak peristiwa yang lahir secara prematur.
JUNAH : Ouh ya,
lihat-lihat disana ada banyak calon-calon alumni yang ganteng-ganteng dan
cantik-cantik seperti saya dulu waktu muda, hehe
SARINAH : eih...Junah,
kita ini sedang bermain teater, dalami saja peran kita masing-masing. Biarlah,
apa pun yang terjadi, pada akhirnya kita mencari makan sendiri-sendiri.
SADRAH : Tapi jangan
lupa, kita ini asalnya dari mana? Dan mau ke mana? Apa yang akan kita lakukan
setelah ini? Sebesar usia kita sekarang? Menikmati masa tua yang melelahkan?
Atau mengingat masa lalu yang menyedihkan? .. ah sudahlah..
ADEGAN 2
DARSINAH : Hei-hei...
coba lihat ke arah sana, ada banyak orang-orang yang lebih peduli membangun
beton-beton dibandingkan menanam pohon-pohon.
SALKIAH : Oh, ya...
lihat, juga ada yang lebih senang membangun stadion daripada membangun
gedung-gedung kesenian dan kebudayaan.
SAPWA : Ya,
betul-betul, lihat coba lihat lagi dengan mata hati sendiri-sendiri,
orang-orang lebih semangat membangun istana daripada membangun sekolah-sekolah.
JUNAH : Ya, ya
hooh, bener iku...
SARINAH : Hei-hei,
uwis-uwis, kita ini berbicara seperti orang pintar saja ngomong
merana-merene kayak bakal dirungu bae... sudah-sudah lanjutkan pekerjaan
kita masing-masing.
(Sarinah melihat hp, ada berita terbaru dan mengumumkan kepada
ibu-ibu semua)
SARINAH : Hei ibu-ibu
merene-merene, kadarieu-kadarieu... ada berita penting. Ada program dari
pemerintah pusat bahwa, seluruh anak-anak sekolah di Indonesia mendapatkan
makan siang gratissss.
(semua ibu-ibu tertawa menyeleneh, meledek, dll)
SAPWA : Tahayul,
mimpi, hahah
JUNAH : haha,
mimpi disiang bolong itu... sorry yee
DARSINAH : Mau kena prank
lagi??? Ahahahaha
(semua tertawa)
ADEGAN 3
SALKIAH : Duh.. aduh,
(mondar-mandir)
SARINAH : Kenapa Bu?
SALKIAH : eu, eu ini
bu-ibu, saya bingung, anak saya sudah mulai dewasa, sudah mau lulus sekolah.
Tapi bingung mau melanjutkan sekolah dimana ya? SMA NEGERI.../ SMK NEGERI-SWASTA
.../ Mondok, duh bingung.
SADRAH : Hehe, ibu
jangan khawatir, sebenarnya mau anak kita sekolah dimanapun sama saja bu. Tapi
ingat saran saya yang dekat-dekat saja. Seperti di sini. Biaya masih
terjangkau, tidak perlu ongkos mahal-mahal.
ALL : Betul.
SALKIAH : Ouh
baiklah, terima kasih atas sarannya ya ibu-ibu.
(ADEGAN-ADEGAN GERAK ABSURD)
ADEGAN 4
SADRAH : Mak...
maaak.. mak.. bapak. Maafkan anakmu ini ma, pak..selalu menjadi beban hidupmu
dimasa tua, selalu menjadi anak yang membangkang, melawan, dan mengabaikan
perintah. Meskipun mak dan bapak mi
disana, jarang pulang ke rumah karena bekerja ke negeri orang. Tapi aku yakin,
ema dan bapak selalu mendoakanku di setiap langkah.
Sekarang
aku benar-benar paham, bagaimana susahnya mencari uang di zaman sekarang,
sekarang aku benar-benar tahu, bagaimana perjuanganmu merawat dan membesarkan
aku sampai sekarang yang penuh keletihan dan penderitaan. Aku minta maaf mak,
pa, dan juga guru-guruku atas kelakuanku yang selalu membuatmu marah.
Aku
berjanji mulai hari ini, aku akan meneruskan sekolah, meneruskan pendidikan
yang lebih tinggi, untuk membuat mak dan bapak bangga. Dan mampu menjadi
generasi emas untuk Indonesia yang lebih baik. Doakan kami ya mak, pak.
(semua pemain masuk ke atas panggung, dan bernyanyi serta dance
drama musikal)
(ENDING)
Comments
Post a Comment